revolusinews.id Subang - Cuaca panas yang melanda wilayah Subang dalam beberapa pekan terakhir ini ternyata membawa berkah bagi para perajin gerabah di Pantura Kabupaten Subang. Pasalnya, dengan kondisi cuaca panas ektreem , maka proses pengeringan menjadi lebih cepat, sehingga membuat produksi gerabah juga meningkat dibandingkan saat musim penghujan. Salah satunya oleh para pengrajin gerabah di Sentra Pengrajin Gerabah, Dusun Getak, Desa Rawamekar, Kecamatan Blanakan, Subang.
Di lokasi Sentra Gerabah di Desa Rawamekar , masyarakat setempat memanfaatkan tanah sawah sebagai bahan baku kerajinan gerabah di ambil dari areal persawahan warga sekitar karena kontur tanah di lokasi ini sangat cocok untuk di jadikan gerabah. Di dusun ini sebagian besar warga menjadi pengrajin gerabah.
Nasim (50) pengrajin gerabah mengatakan, cuaca panas ektrim seperti sekarang ini menjadi berkah tersendiri bagi usaha yang sudah digeluti secara turun menurun tersebut.
Di daerah ini pengrajin gerabah membuat berbagai jenis atau bentuk kerajinan gerabah, seperti membuat kendil, obongan menyan, coet, gentong dan lainya di buat di sini, tuturnya.
Menurut Nasim, bahwa warga di Dusun Getak sebagian besar pengrajin gerabah merupakan mata pencaharian utama yang diandalkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
"Saya sudah menjadi pengrajin gerabah sejak remaja karena usaha ini sudah turun temurun,"jelas Nasim.
"Di tambahkan Nasim, dengan adanya cuaca panas seperti sekarang ini produksinya meningkat dan kwalitas gerabah pun lebih baik, karena penjemuran gerabah hanya memerlukan satu hari gerabah sudah kering dan siap di lakukan pembakaran selama dua jam.
"Setiap hari ketika cuaca kurang baik hanya bisa di buat 60 . Tapi ketika cuaca seperti ini bisa mencapai 150 " ungkapnya.
Hasil produksi gerabah pengrajin warga getak ini di pasarkan ke sejumlah pasar yang di Kabupaten Subang dan Kabupaten karawang, pumgkasnya. (ahd)