Namin (60) tahun yang rumahnya saat ini hampir hanyut, kepada revolusinews.id, Kamis (19/01/'23) siang menyatakan, "dulu sebelah rumah kami ini merupakan jalan desa yang lebarnya 5 meter. Sekarang jalan sudah tidak ada, hanyut terbawa arus sungai Cibe'et. Bahkan sekarang rumah kami sudah di bibir sungai, itu saja karena kami aruk sebanyak 3 dumtruk yang di masukkan karung" terangnya.
"Lah sebagian rumah dan lahan warga yang hilang karena hanyut, sertifikat hak miliknya masih ada, tapi lahan dan rumahnya sudah jadi sungai" ungkapnya.
Dulu pada tahun 2012 dari provinsi Jawa Barat, pernah ada yang survei bahkan mengambil sampel tanah yang katanya mau di tiang pancang, tapi sampai sekarang belum terealisasi ada tindak lanjut sampai rumah dan warga banyak yang hilang, tapi di sebrang hektaran lahan muncul. Kami berharap ada simpati dari pemerintahan terhadap kami warga yang tidak mampu, pungkasnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh H.Nasa Suganda yang saat ini menjabat sebagai kepala desa Mulyajaya. Saat di temui revolusinews.id membeberkan hilangnya lahan dan rumah di Kampung Rancasepat.
"Sampai tahun 1995, kami memiliki 4 rumah di situ, yang sekarang sudah menjadi sungai Cibe'et. Dulu sungai Cibe'et ada di sebelah barat jauh dari sungai Cibe'et sekarang, tapi yang dulunya sungai sekarang malah menjadi daratan" ungkap H.Nasa.
Ada beberapa dewan dari DPRD Karawang yang datang, tapi tidak ada kabarnya. Kami berencana dalam waktu dekat akan membuat proposal untuk di ajukan ke Balai Besar Wilayah Sungai ( BBWS ) Jabar. Prihatin dengan kondisi 5 rumah dan lahan warga yang terancam hilang dan hanyut akibat gerusan air sungai Cibe'et tandasnya. (ryo bewok).
.png)
.jpeg "Dukung Ketahanan Pangan Wanakerta Alokasikan Dana Desa Bangun Turap Drainase")