Revolusinews.id Karawang - Anggota Komisi III DPRD Karawang, Mulyadi, menyebut jembatan bailey di Desa Tamansari, Kecamatan Pangkalan terkesan terburu-buru tanpa kajian matang.
Hal itu menyusul
lambannya pengerjaan rangka baja atau bailey tersebut dari target yang
ditetapkan selama dua pekan sejak Jembatan Cicangor amblas pada 3 Maret 2025
lalu.
“Biasanya bailey
itu dipasang di samping jembatan yang rusak, seperti di Sukabumi. Ini harus
jadi kajian juga, enggak asal pasang,” tegasnya saat dihubungi, Selasa (18/3).
Menurut Mulyadi, jembatan bailey yang dipasang oleh Pemerintah Provinsi Jawa
Barat seharusnya ditempatkan di lokasi yang lebih aman, bukan di dalam struktur
jembatan yang amblas.
“Ini dipasangnya
kan di area yang dalam artian tidak di bawah jembatan yang ada. Yang saya
khawatirkan, kalau konstruksi jembatan lama tidak diambil dulu, ketika
amblasnya semakin parah, jembatan bailey akan tergerus juga,” ujarnya.
Ia menjelaskan
secara umum, jembatan bailey biasanya digunakan sebagai jembatan darurat untuk
menggantikan jembatan utama yang hanyut terbawa arus atau rusak total.
Namun dalam
kasus ini, jembatan amblas itu justru malah ditunpangi bailey justru dalam
struktur jembatan.
Kalau jembatan lama semakin turun, maka bailey juga akan ikut
terbawa. Itu enggak efektif menurut saya, kecuali bailey ada dalam posisi lain
atau struktur lain,” tambahnya.
Minta tuntas
sebelum Lebaran
Sebelumnya,
Bupati Karawang, Aep Syaepuloh mendesak Pemprov Jawa Barat (Jabar) menuntaskan
penyelesaian jembatan Cicangor di Desa Tamansari, Kecamatan Pangkalan sebelum
Lebaran Idul Fitri 1446 Hijriah.
“Baru saja saya
koordinasi dengan Dinas BMPR (Bina Marga dan Penataan Ruang), pokoknya saya
minta lebaran sudah harus jadi,” ucap Aep, Selasa (18/3).
Aep menegaskan, jembatan tersebut merupakan akses vital
karena menjadi jalur alternatif pemudik menuju Cianjur hingga Bogor serta
destinasi sejumlah tempat wisata di Karawang.
Di sisi lain, Pemprov Jabar pun diakuinya mendapat kendala
teknis dalam pengerjaan karena tiang pondasi jembatan terus turun hingga 2,7
meter, sehingga membahayakan jika pekerjaan pemasangan terus dilanjutkan.
“Maka Pemprov
akan terlebih dahulu membongkar beton dan melepas rangka baja utama jembatan
lama, sehingga ketika pemasangan bailey ini semua berjalan dengan aman,”
katanya.
“Sembari
penyesuaian teknis pekerjaan ini berlangsung, mereka akan membuat jembatan
darurat yang bisa dilintasi oleh motor untuk membantu mobilitas warga yang
sekian hari terganggu karena jembatan putus. Insyaallah, jembatan darurat ini
segera dikerjakan,” tambah dia. (*)