CEO

'Advertisement'
ADVERTISEMENT

UCAPAN RAMADHAN

BREAKING NEWS

Loading...

no-style

Puluhan Lio Desa Tamansari Tutup, Ribuan Pekerja Nganggur, Puluhan Warung Gulung Tikar, Ini Jawabnya...!!!

adminrevolusinews.id
2/21/22, 15:31 WIB Last Updated 2022-02-22T17:33:31Z


revolusinews.id Karawang - Hampir Lima Puluh persen pembakaran batu kapur ( Lio ) di Kampung Citaman dan Pangapuran Desa Tamansari, Kecamatan Pangkalan, Karawang harus tutup, ribuan pekerja berpangku tangan, alias tidak bekerja menjadi pengangguran baru.Ditambah puluhan warung makan ditutup. Ini dikarenakan tidak beroperasinya galian manual batu kapur di wilayah Citaman dan Pengapuran.  


Ribuan pekerja di wilayah Desa Tamansari, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang jadi pengangguran baru dan puluhan warung harus gulung tikar ini di karenakan tidak adanya aktifitas galian batu kapur manual dan Lima Puluhan Lio yang ada di Citaman, Pengapuran dan sekitar di tutup, kata H.Idu salah satu pengusaha Lio kepada revolusinews.id Senin (21/02/'22). 


Jumlah Lio yang ada saat ini lanjutnya tersisa 90 Lio, sedangkan yang masih aktif sekarang tinggal 40 han Lio. Di tutupnya Lio yang 60 karena tidak adanya bahan baku batu kapur untuk di produksi atau di bakar, akibat ditutupnya galian manual batu kapur yang di minta ditutup oleh kang Deddy Mulyadi anggota DPR-RI saat lawatannya ke Goha Dayeuh walaupun tidak ada yang salah dengan Pa Deddy Mulyadi, ucap H. Idu. 


Dari 40 Lio  yang masih jalan itu dikarenakan merasa kasihan kepada para pekerja untuk menghidupi keluarganya, walaupun pengusaha Lio tidak ada keuntungan. Dan itupun hanya setengah bulan sekali kita produksi dengan tenaga kerja sekitar 50 pekerja tiap Lio. Untuk bahan baku batu kapur kita ambil dari Kelapa Nunggal yang sudah jelas pengeluaran ongkos yang lebih Tinggi, terangnya. 

(Salah satu Lio yang tutup)

Dengan ditutupnya galian manual batu kapur dan Lio ribuan pekerja harus menganggur. Coba kita kalkulasi saja, 60 Lio yang tutup, ada sekitar 300 pekerja nganggur. Sedangkan di tempat galian, ada sopir, ada pengepok dan belah batu ditambah lagi banyak warung-warung tutup. Sedangkan mereka harus menghidupi keluarganya, pekerjaan yang sudah turun temurun ditutup, sedih dan kasihan, pungkas H. Idu. 


Saya juga kasihan dan sedih adanya ribuan pengangguran para pekerja dan kuli di penambangan manual batu kapur. Dan berimbas terhadap warung-warung yang ada yang harus tutup karena tidak ada pembeli para pekerja. Mudah-mudahan dan kami berharap adanya kepedulian dari pemerintah dan pemangku kebijakan untuk menyikapi hal ini kata salah satu tokoh dan sesepuh warga Desa Tamansari yang tidak mau disebutkan jati dirinya. (ryo bewok)

        

Komentar

Tampilkan

Terkini

Parlementaria

+