UCAPAN RAMADHAN

SELAMAT IDUL FITRI REVOLUSI

'Advertisement'
ADVERTISEMENT

no-style

BREAKING NEWS

Loading...

Jangan Rampas Hak Pendidikan Anak Asli Papua

Redaksi_Revolusi
8/15/25, 20:49 WIB Last Updated 2025-08-15T13:49:25Z


Revolusinews.id
Tanggapan Resmi Solidaritas Guru Asli Papua (SiGAP) Kabupaten Fakfak Kasus dugaan penyalahgunaan dana Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADiK) di Kabupaten Fakfak mengundang keprihatinan mendalam dari Solidaritas Guru Asli Papua (SiGAP). Dana ini bukan sekadar bantuan pendidikan, melainkan bagian dari Dana Otonomi Khusus (Otsus) yang merupakan hak konstitusional anak-anak Asli Papua.


Ketua Umum SiGAP Kabupaten Fakfak, Kristina Maridang Kabes, S.Pd., menegaskan:

“Beasiswa ADiK adalah napas tambahan bagi anak-anak kita di tanah rantau. Mereka gunakan dana ini untuk makan, membayar kos, membeli buku, dan biaya hidup lainnya. Kalau dana ini disalahgunakan, lalu anak-anak ini mau jadi apa? Ini bukan sekadar uang, ini masa depan yang dirampas. Kami mengecam keras tindakan seperti ini.”


Ia menambahkan, dalih apapun, termasuk alasan ‘terhipnotis’ yang diberitakan, tidak menghapus tanggung jawab hukum.


“Uang ini milik anak-anak Papua. Menyalahgunakannya berarti mengkhianati mereka dan merampas hak pendidikan yang dijamin oleh negara,” ujar Kristina.


Sekretaris Jenderal SiGAP Kabupaten Fakfak, Ferdinand Nauw, M.Pd., yang dihubungi via telepon selulernya juga menyampaikan apresiasi atas langkah cepat pemerintah daerah.


“Kami mengapresiasi langkah cepat Plt Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Fakfak, Bapak Mansur Ali, yang hanya empat hari setelah dilantik langsung bergerak mengungkap kasus ini. Namun, penegakan disiplin internal saja tidak cukup. Proses hukum harus berjalan tuntas, transparan, dan jangan sampai ada kesan kasus ini hilang di tengah jalan,” tegas Ferdinand.


Keduanya sepakat bahwa dana pendidikan adalah amanah yang harus dijaga dengan integritas penuh.

“Dana pendidikan adalah amanah. Amanah adalah harga diri. Dan harga diri orang Papua tidak untuk dipermainkan,” tutup Kristina dan Ferdinand dalam pernyataan bersama. (Jefri)

Komentar

Tampilkan

Terkini

Parlementaria

+