Sumut-Batu Bara, Revolusinews.id -Adanya keluhan masyarakat 12 Desa 3 Kecamatan di Kabupaten Batu Bara akibat gangguan infrastruktur Sungai Tanjung, Aliran dari pintu air Tanjung Muda tidak mengalir normal sudah menjadi keluhan masyarakat Petani selama kurang lebih sebulan lamanya
Agus Sitohang Ketua LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT KEMILAU CAHAYA BANGSA INDONESIA (LSM KCBI) Kab Batu Bara beserta Tim dan di hadirin Anggota Dewan Heri Suhandani, S.E., S.H. beserta Kreator Indrapura Batubara (Kibar) Rabu 21 Mei 2025
Sungai yang tidak normal mengalirkan air, karena sungai tersebut telah banyak tumpukan pasir. Yang menghalangi aliran air
Dampak sungai tersebut, mengakibatkan 12 desa 3 kecamatan tidak ternormalisasi untuk membutuhi mengalirkan air ke persawahan masyarakat petani padi
kecamatan Air Putih ada 7 desa yang terdampak yaitu; Desa perkotaan,Desa pasar 8, Desa titipayung, Desa pare-pare, Desa tanjung mulia, Desa tanjung kuba dan tanjung Harapan, di kecamatan Sei Suka ada 4 desa yang terdampak yaitu; Desa pematang jering, Desa pematang kuing, Desa kuala Tanjung dan Desa kuala indah dan Kecamatan Medang Deras yang terdampak satu desa yaitu Desa Mandarsyah
Dalam hal tersebut, pemerintah Kabupaten Batu Bara dan Anggota Dewan telah berusaha melakukan beberapa usaha agar yang menjadi keluhan masyarakat tersebut dapat segera di atasi.
Namun yang di sayangkan, pemerintah provinsi Sumatera Utara kususnya PUPR Sumut belum pernah melakukan tindakan tersebut' ujar Agus Sitohang Ketua LSM KCBI Kab Batu Bara saat memberikan komentar terkait yang menjadi keluhan masyarakat itu.
Berhubung, alur sungai yang di maksud adalah alur sungai yang menjadi tanggung jawab oleh Propinsi Sumut dan Pusat, Namun Hal tersebut tidak tersentuh perhatian dari dinas yang di maksud.
Sedangkan anggota dewan yang kita temui di lokasi, memberikan komentar saat menjelaskan kepada awak wartawan, beliau sangat berharap agar hal ini segera dapat teratasi "hal ini dapat di teratasi hanya dengan adanya pembangunan dan pengeroyokan sungai, pemasangan beronjong untuk penahan air, agar air dapat tersalurkan kr setiap irigasi" Ujar Heri Suhandani, S.E., S.H. kepada wartawan
Normalisasi Alur Sungai dari pintu air Tanjung Muda mengarah ke bendungan tanah merah, yang di prediksi kurang lebih panjang 8 KM yang di butukan pengeroyokan, agar masyarakat dapat mengalir air ke irigasi lalu ke sawah masyarakat
Hal tersebut yang di harapkan masyarakat, namun sampai saat ini dinas PUPR Provinsi Sumut belum ada tindakan
Sehingga masyarakat melakukan bergotong royong untuk me masang tanggul bersifat sementara, yang di bentuk dari batang bambu yang di tancapkan ke pasir agar dapat membendung air, agar air dapat mengalir ke alur sungai yang di butuhkan.
Dan Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Rusman nenggolan selaku ketua menjelaskan "sehingga kami dari kelompok Tani GP3A Mengajukan proposal pinjam pakai alat berat dari PUPR Kab Batu Bara, sehingga kami terbantu dengan alat berat milik PUPR yang di berikan untuk di gunakan dalam pengerokan pasir sungai di sekitar pintu air tersebut, selama 11 hari kami menggunakan alat berat tersebut dengan operasional swadaya"
Adapun tindakan yang di lakukan para masyarakat yang mengalami kekeringan, masyarakat yang tergabung dari beberapa desa. Telah melakukan pengangkatan sendimen(pasir dan sampah), pembukaan alur sungai dengan menggunakan Excavator Long Arm milik PUPR Batu Bara, yang dapat dikerjakan itu kelihatannya hanya bersifat sementara saja,
Biaya oprasional yang di kempulkan dari masyarakat desa yang terdampak, dana swadaya yang telah di gunakan masyarakat, selama pekerjaan swadaya tersebut, telah menghabiskan Sejumlah kurang lebih 17 juta rupiah selama 11 Hari. Ujar ketua kelompok tank Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Rusman nenggolan di dampingi sekretaris Budi Santoso dan Bendahara Sofian Damanik beserta masyarakat lainnya
"Adapun yang menjadi keluhan masyarakat tersebut, hal tersebut yang akan menjadi dampak besar di tengah-tengah masyarakat 3 kecamatan,12 Desa, yang akan menjatuhkan perekonomian masyarakat, khusus petani padi" Ujar Agus
Lanjut Ketua LSM KCBI Kab Batu Bara, Berharap agar Menti PUPR dan Menteri Pertanian Agar Segera memprioritaskan kendala masyarakat ini.
(Mangatur Sitohang)