Bermula semenjak tahun 2019, Acing yang memiliki hobi musik sering menerima servis memperbaiki gitar dari teman maupun kenalannya di media sosial.
Kemudian Acing iseng mencoba membuat gitar dan ternyata diminati oleh beberapa orang yang kemudian memesan gitar.
"Awalnya iseng-iseng tapi beberapa orang bilang kalau suaranya enak padahal waktu itu saya belum bersungguh-sungguh mau membuat gitar," ucap Acing ketika ditemui media.(19/9/2022)
Acing mencoba memasarkan melalui medsos dan sudah menerima pesanan dari Binong, Subang, Cilamaya, Pamanukan bahkan dari Kalimantan Tengah.
"Kalau harga relatif tergantung kualitas bahan dan keinginan pemesan, dimulai dari harga Rp 350 ribu untuk bahan laminet yang termasuk bahan paling sederhana untuk sebuah gitar," jelas Acing.
Acing mengatakan bahwa dalam memproduksi sebuah gitar, dirinya mengutamakan kualitas suara dan ketelitian nada agar dapat memberikan kepuasan bagi pemesan.
"Karena saya orang Blanakan yang identik dengan laut jadi saya menggunakan logo dengan ciri khas laut," ujar Acing.
Acing mengungkapkan bahwa yang menjadi kendala adalah permodalan dan peralatan sehingga dia membutuhkan waktu sebulan untuk menyelesaikan satu buah gitar pesanan.
"Saya memiliki keinginan untuk kedepan bisa memiliki merk yang terdaftar dan memiliki paten," ungkap Acing.
Acing berharap gitar buatannya dapat dikenal dipasaran lokal maupun mancanegara.(nanag suparman)
.png)
