UCAPAN RAMADHAN

CEO

'Advertisement'
ADVERTISEMENT

BREAKING NEWS

Loading...

no-style

Konferensi Ini Sekedar Forum Adat. tapi Panggung Restorasi Sosial Papua," Ujar Baharudin Haremba Ketua Panitia Konferensi III Dewan Adat

Redaksi_Revolusi
5/12/25, 17:52 WIB Last Updated 2025-05-12T12:20:06Z


REVOLUSINEWS.ID
PAPUA BARAT - Persiapan Konferensi III Dewan Adat, Mbaham-Matta Fakfak kian mengkristal, Agenda agenda akbar yang akan digelar pada 5 November 2925 mendatang di Kabupaten Fakfak,. Papua Barat, ini mengusung tema besar." Berpijak pada Kebenaran Pencipta, Alam , dan Manusia untuk pemulihan Negeri Papua.



Tema itu bukan sekedar slogan, melainkan cermin dari tekat masyarakat adat, Mbaham -Matta untuk melanjut kembali identitas budaya yang utuh, membangun harmoni sosial untuk komunitas dan memperkuat peran adat dalam pembangunan berkelanjutan.


Salah satu tonggak menuju konferensi besar itu adalah keberhasilan penyelenggaraan Konferensi Maghi (Opoqpod Ntawa) pada Rabu . 7 Mei 2025, di Gedung KONI Fakfak. Ribuan anak adat, dari suku asli Papua hingga paguyuban Nusantara, Tionghoa, dan Arab, membanjiri ruangan. Kegiatan ini sukses menggalang dana masyarakat senilai Rp 155,44 juta. 


Menggandeng Semua Komponen 

"Konferensi ini bukan sekedar forum adat, tapi pengguna restorasi sosial Papua," ujar Baharudin Haremba, ketua panitia konferensi III Dewan Adat.


Ia menambahkan meski tidak semua masyarakat menerima undangan resmi pada konferensi Maghi, semangat kolektif dan inklusivitas tetap menjadi napas di setiap tahapan yang akan dijalankan.



Dana yang terkumpul bakal digunakan untuk mendanai beberapa agenda utama utama, seperti pembentukan panitia kerapatan Marga untuk 144 marga dengan alokasi awal Rp 1 juta per marga, serta melaksanakan musyawarah wilayah adat di 22 subkomunal dengan dana Rp 10 Juta masing- masing.


 Masyarakat khusus juga akan digelar bersama suku- suku asli Papua dan paguyuban Nusantara, termasuk komunitas Tionghoa dan Arab.


Dalam semangat Satu Tungku Toga Batu (Tombol Tonggo Ndongodonggo), ruang dialog ini diharapkan jadi ladang penyemaian gagasan lintas identitas demi membangun Fakfak yang setara dan bersatu.


Sebulan Komisi, Satu Tujuan


Konferensi III akan merumuskan agenda-agenda strategis dalam rangka otonomi khusus isu-isu kunci akan di bahas meliputi penegasan identitas lokal melalui perubahan nama distrik dan kelurahan, pengakuan terhadap marga asli, hingga penghormatan kepada komunitas non- Papua yang telah menjadi bagian dari sejarah Fakfak.


Untuk itu, sembilan komisi akan dibentuk guna menggarap idu secara menyeluruh.


1. Strategi pembangunan adat.

2. Pelestarian budaya lokal 

3. Resolusi konflik adat 

4. Spiritualitas dan ritual sakral.

5. Tata kelola lembaga adat.

6. Pemilihan pimpinan adat.

7. Pendidikan dan pengetahuan lokal.

8. Perlindungan sumber daya 

9. Advokasi hak masyarakat adat.


Setiap komisi ajan melibatkan marga, subkomunal, komunitas Nusantara, serta narasumber dari kalangan 

Intelektual, adat hingga lembaga nasional seperti Aliansi Masyarakat Adat Nusantara ( AMAN). BP3OKP, dan toko nasional seperti Jose Ohee.



Budaya Dan Hadiah Kolam Thumuruni 

Sebagai pelengkap spirit kebudayaan, acara Dayung Tambang dan Pentas Budaya akan digelar 10 November 2025 di Kolam Thumburuni berlanjut hingga malam budaya memperingati Hari Ulang Tahun ke -125 Kota Fakfak.


Setiap marga, komunitas Nusantara, dan etnis Tionghoa Arab akan berpatisipasi dalam menunjukkan yang menyatukan ragam ekspresi budaya. 


Kegiatan ini Konferensi juga akan dimeriahkan dengan pembagian kupon undian yang akan diundi pada 11 November 2025. hadiah - hadiah menarik telah di siapkan, antara lain 5 unit sepeda motor dan 20 telepon gegaman. 


Menyongsong Masa Depan Fakfak


Konferensi ini akan dihadiri oleh perwakilan tujuh wilayah adat besar di Papua- Mamta, Saireri, Lapago, Mepago, Doberay, Bomberay, dan Anim- Ha-sekaligus menjadi forum penting untuk membangun visi kolektif pemulihan negeri yang bersumber dari kearifan lokal.


Ini bukan semata konferensi adat," kata Kaleb Komber, sekretaris panitia , " ini adalah momen afirmasi budaya dan politik, dimana masyarakat adat menegaskan kembali eksistensinya di tengah dinamika pembangunan."


Panitia juga menyampaikan aspresiasi kepada institusi keamanan seperti Polres Fakfak Kodim 1803, Korem 182 Jezirah Onim, serta para jurnalis yang telah mempublikasikan agenda ini secara aktif 


Dengan semangat "Satu Tungku Tiga Batu ", Konferensi III Dewan Adat Mbaham-Matta bukan hanya menatap masah depan Fakfak, tetapi juga menjadi lentera bagi Papua untuk berdiri, kokoh diatas pijakan adat alam dan kemanusiaan.


 Editor sumber Panitia Konferensi Adat. 

Reporter REVOLUSINEWS.ID.JB

Komentar

Tampilkan

Terkini

Parlementaria

+