Dairi, RevolusiNews.id — Situasi memanas di depan Gedung DPRD Dairi ketika aliansi masyarakat Pakpak Silima Suak menggelar aksi sebagai bentuk protes terhadap hasil Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang dinilai tidak menghormati aspirasi mereka. Aksi ini dipicu oleh kasus dugaan penghinaan terhadap suku Pakpak melalui akun TikTok "Escobar", yang dianggap mencederai ideologi Pancasila di Kabupaten Dairi.
Sebagai bentuk kekecewaan dan duka mendalam, massa mengibarkan bendera Merah Putih setengah tiang di halaman Gedung DPRD Dairi. Mereka menuntut agar Ketua DPRD Dairi menemui langsung massa dan berdialog terbuka di depan kantor. Namun, tidak ada satu pun perwakilan DPRD yang hadir, termasuk Ketua DPRD Dairi, Sabam Sibarani.
Ketiadaan tanggapan dari pihak dewan memicu kemarahan massa. Gerbang dan pagar gedung DPRD dijebol, dan kericuhan pun tak terhindarkan. Salah satu warga yang ikut serta dalam aksi menyampaikan bahwa "Dewan Perwakilan Rakyat tidak layak lagi disebut dewan," sebagai bentuk kekecewaan mendalam terhadap sikap DPRD.
Situasi semakin memanas saat massa membakar ban di depan gedung. Barulah kemudian terdengar informasi bahwa Ketua DPRD sedang bersama Pemuda Pancasila tanpa kejelasan tujuan, yang oleh massa dianggap sebagai upaya menghindar dari dialog.
Advokat Dedy Kurniawan, yang turut hadir dalam aksi tersebut, menyampaikan kekecewaannya secara lantang, menyebut tindakan Ketua DPRD sebagai tidak bermoral dan tidak beretika, bahkan mengeluarkan pernyataan keras terhadap Sabam Sibarani.
Tak hanya itu, kericuhan semakin memuncak saat diduga terjadi aksi penyeretan dan pemukulan oleh aparat kepolisian terhadap massa aksi. Meski pihak Polres Dairi telah berjanji akan menangkap pemilik akun TikTok Escobar dalam waktu 7x24 jam sejak aksi digelar, aliansi masyarakat Pakpak menyatakan akan terus mengawal dan menagih komitmen tersebut.
Situasi ini dikhawatirkan akan memperkeruh suasana di Dairi jika tuntutan masyarakat tidak segera ditindaklanjuti oleh pihak berwenang.*Red