Samingan bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan yang minim dan hanya cukup untuk kebutuhan makan sehari-hari.
"Anak saya belum sempet diberi nama semenjak lahir 5 hari yang lalu, saya baru mengetahui kondisi anak saya, dua hari pasca persalinan karena memuntahkan kotoran dari mulutnya," ucap Samingan yang masih menumpang di rumah mertuanya.(17/07/2022) .
Walaupun bayi dari pasangan Samingan dan Esih dalam kondisi sehat, namun saat ini kedua orang tuanya masih kebingungan untuk biaya pengobatan yang mengharuskan tindakan operasi di Rumah Sakit Hasan Sadikin di Bandung yang membutuhkan biaya jutaan rupiah.
"Sebelumnya upaya pengobatan telah ditempuh melalui layanan di Rumah Sakit Ciereng Subang, namun kata pihak rumah sakit menyarankan untuk dirujuk ke RS Hasan Sadikin Bandung," jelas Sampingan yang sebelumnya sudah mempunyai Kartu Indonesia Sehat (KIS) namun sekarang sudah tidak aktif lagi.
Samingan dan Esih berharap anak bayi mereka segera mendapatkan penganan berupa operasi untuk membuat lubang kolestum sebagai pembuangan kotoran.
Di tempat terpisah ketika di hubungi melalui whatsapp Kepala Desa Karang Hegar Suhwan mengatakan bahwa pihaknya akan berupaya membantu agar kartu KIS segera aktif. Selain itu juga akan menghimbau warganya agar turut membantu donasi untuk biaya pengobatan anak pasangan Samingan dan Esih.(nanang suparman)
.png)
