Karawang, 23 Januari 2025– Revolusi news. Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) menghadapi isu serius setelah ratusan data pribadi mahasiswa, termasuk Nomor Induk Kependudukan (NIK), diduga disalahgunakan dalam Pemilihan Raya Mahasiswa (Pemira) 2025. Kasus ini mencuat saat sejumlah mahasiswa menemukan bahwa akun mereka dalam sistem pemungutan suara telah digunakan untuk memilih pasangan calon tertentu, meskipun mereka belum memberikan suara.
“Ketika saya login, pilihan saya sudah terisi tanpa sepengetahuan saya. Ini sangat merugikan dan jelas melanggar hak saya sebagai pemilih,” ungkap salah satu mahasiswa yang menjadi korban, yang enggan disebutkan namanya.
Insiden ini memicu reaksi keras dari kalangan mahasiswa. Mereka menyoroti kelemahan serius dalam pengelolaan data pribadi yang sepenuhnya berada di bawah kendali rektorat. Sebagai pihak yang memiliki akses penuh terhadap data mahasiswa, rektorat dinilai bertanggung jawab atas insiden ini.
“Data mahasiswa adalah amanah besar. Kebocoran atau penyalahgunaan data semacam ini menunjukkan kelalaian yang tidak bisa ditoleransi,” ujar seorang mahasiswa dalam diskusi spontan di kampus.
Para mahasiswa mendesak rektorat untuk segera memberikan klarifikasi resmi dan bertindak cepat untuk mengatasi masalah ini. Mereka juga menyerukan dilakukannya investigasi independen guna memastikan peristiwa serupa tidak terjadi di masa depan.
Hingga berita ini diturunkan, pihak rektorat belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait dugaan penyalahgunaan data tersebut. Mahasiswa berharap pihak kampus segera mengambil langkah konkret untuk memulihkan kepercayaan terhadap proses Pemira serta menjaga reputasi Unsika sebagai lembaga pendidikan yang kredibel.
“Kami tidak ingin kasus ini berlalu begitu saja. Privasi mahasiswa adalah hal yang sangat penting, dan kami mendesak kampus untuk segera mengambil langkah nyata dalam menyelesaikan masalah ini,” tutur salah satu mahasiswa yang hadir dalam forum diskusi.
Kasus ini juga menjadi sorotan di media sosial, dengan banyak mahasiswa menyuarakan keprihatinan mereka. Insiden ini diharapkan menjadi momentum bagi Unsika untuk meningkatkan keamanan data dan memperbaiki sistem pengelolaan informasi agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.**