Fakfak, revolusinesw id papua Barat – Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-XI Tingkat Kabupaten Fakfak, Papua Barat, dipastikan akan berlangsung dengan sistem penilaian yang lebih modern dan transparan. Untuk pertama kalinya, panitia menerapkan Sistem Penilaian Digital yang memungkinkan nilai peserta ditampilkan secara langsung dan akurat.
Wakil Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Kabupaten Fakfak, Ustaz Arkani Fakaubun, menegaskan bahwa panitia berkomitmen menjaga independensi dan kredibilitas Dewan Hakim dalam menilai setiap cabang lomba.
> “Semua Dewan Hakim telah melalui proses kaderisasi, memiliki sertifikat resmi, serta bekerja dengan penuh amanah. Mereka bertanggung jawab bukan hanya kepada panitia, tetapi juga kepada Allah SWT,” tegas Arkani saat memberikan arahan dalam technical meeting MTQ XI di Gedung Diklat Pemda Fakfak, Minggu (28/9/2025).
Arkani juga menekankan bahwa panitia menerapkan prinsip menghindari konflik kepentingan. Karena itu, Dewan Hakim yang bertugas tidak berasal dari aparat atau pegawai distrik tempat MTQ diselenggarakan.
> “Jika ada hubungan personal dengan peserta, bisa menimbulkan persepsi keberpihakan. Itu yang kami cegah sejak awal agar nilai benar-benar objektif,” jelasnya.
Transparansi Penilaian dengan Sistem Digital
Penerapan Sistem Penilaian Digital pada MTQ XI Fakfak diharapkan mampu menghadirkan transparansi serta kecepatan akses nilai. Dengan begitu, peserta, kafilah, hingga masyarakat dapat melihat hasil secara lebih terbuka.
> “Kami ingin MTQ ini melahirkan qari dan qariah terbaik yang akan membawa nama Fakfak hingga tingkat provinsi bahkan nasional. Dengan sistem digital, semua proses bisa lebih adil dan akuntabel,” tambah Arkani.
Ia menutup arahannya dengan mengingatkan bahwa tugas utama Dewan Hakim adalah menilai kualitas bacaan dan penampilan peserta, bukan latar belakang pribadi mereka.
> “Integritas adalah amanah. Jika itu dijaga, maka MTQ benar-benar akan melahirkan generasi Qur’ani terbaik dari Fakfak,” pungkasnya.
Reporter ria
Revolusinesw id papua