Dairi, RevolusiNews.id — Sebuah gedung megah berdiri di Sitinjo, Kabupaten Dairi. Tapi jangan tertipu! Di balik bangunan itu tersimpan skandal yang memalukan. Balai Pelatihan Ketenagakerjaan milik Pemkab Dairi kini berubah fungsi—bukan jadi tempat pelatihan, tapi jadi kuburan sunyi bagi uang rakyat yang terbengkalai!
Gedung yang dibangun untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja kini sepi, tak berpenghuni, dan nyaris jadi monumen kegagalan dan kemalasan birokrasi. Pintu dibiarkan terbuka, rumput liar merajalela, bahkan plang nama gedung nyaris lenyap tertelan semak. Tapi ironisnya, bendera merah putih masih berkibar di depan gedung—seolah menyindir kematian fungsi pelayanan publik di Dairi.
Di mana Pemkab Dairi? Ke mana para wakil rakyat? Apakah mereka buta? Apakah mereka tuli? Atau justru pura-pura tak tahu demi kenyamanan jabatan dan gaji tiap bulan?
Seorang warga dengan nada penuh emosi mengatakan, “Ini bukan sekadar kelalaian—ini bentuk nyata PENGKHIANATAN! Gedung ini dibangun dari uang rakyat, tapi dibiarkan rusak tanpa sedikit pun perawatan atau pemanfaatan. Lalu apa kerja para pejabat itu?”
Yang lebih menyakitkan, 35 anggota DPRD Dairi diam membisu. Tak ada sidak, tak ada rapat, tak ada agenda pemanfaatan. Gedung ini jadi bukti bahwa suara rakyat hanya penting saat kampanye—setelah itu, dilupakan!
Bupati Dairi kerap menggembor-gemborkan gotong royong dan kemajuan. Tapi jika satu gedung saja tidak mampu dirawat, bagaimana bisa bicara soal pembangunan? Apakah ini potret kepemimpinan yang sesungguhnya—penuh slogan, nol aksi?
Rakyat Dairi berhak tahu: siapa yang harus bertanggung jawab atas pembiaran ini? Dan lebih penting lagi—kapan gedung ini benar-benar digunakan untuk rakyat, bukan sekadar jadi hiasan anggaran yang gagal?* IB