Revolusinews.id *Fakfak –* Warga Kelurahan Fakfak Selatan, Kabupaten Fakfak, khususnya di sekitar Pasar Kelapa Dua, mengeluhkan maraknya peredaran minuman keras (miras) yang berlangsung setiap malam hingga pagi hari.
Aktivitas ilegal ini dinilai tidak hanya meresahkan warga, tetapi juga berpotensi mengganggu ketertiban umum dan mencederai kenyamanan lingkungan.
Menurut sejumlah warga, lokasi pasar kelapa dua di Fakfak yang seharusnya menjadi pusat kegiatan ekonomi justru berubah wajah saat malam tiba.
“Setiap malam sampai pagi, banyak anak muda berkumpul sambil mengonsumsi miras di situ, bukan hanya itu saja, bahkan oknum anggota pun kadang turut minum bersama warga setempat. Kadang ribut, teriak-teriak, bahkan bikin takut warga yang mau lewat,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya kepada media ini melalui Telpon WhatsApp, Jum'at Malam (9/5/2025) sekira pukul 02.00 Wit dini hari.
Tak hanya menimbulkan keresahan, peredaran miras juga dikhawatirkan menjadi pemicu meningkatnya tindakan kriminal dan kecelakaan, mengingat banyak pengendara yang melintasi jalur depan pasar tersebut dalam kondisi tidak stabil akibat pengaruh alkohol.
Warga pun mendesak aparat Kepolisian Resor (Polres) Fakfak untuk segera turun tangan dan menertibkan peredaran miras di kawasan tersebut.
“Kami minta Kapolres Fakfak dan jajarannya jangan cuma diam saja. Jangan tunggu ada kejadian besar atau terjadi pembunuhan, pemerkosaan ataupun kecurian baru pihak Polres bergerak. Ini sudah meresahkan kami warga sejak lama,” imbuh warga lainnya.
Menanggapi keluhan masyarakat tersebut, Kapolres Fakfak diharapkan segera mengambil langkah konkret, mulai dari razia rutin hingga patroli malam di kawasan rawan.
Kerja sama dengan tokoh masyarakat, pemuda, dan pemerintah kelurahan juga dinilai krusial untuk memutus mata rantai peredaran miras ilegal maupun bermerek di Kabupaten Fakfak.
Dengan langkah tegas dan berkelanjutan, warga Fakfak berharap situasi keamanan dan kenyamanan di sekitar Pasar Kelapa Dua dapat kembali terjaga, terutama demi generasi muda dan stabilitas sosial di lingkungan tersebut.
Reporter: Korwil Papua Barat