Revolusinews.id Sidikalang, 28 Juli 2025 — Kepercayaan publik terhadap penegakan hukum di Kabupaten Dairi kembali diguncang. Sekelompok pemuda dan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Millenial Sumatera Utara (APM-SU) turun tangan lewat aksi simbolik yang tak bisa diabaikan: pemasangan spanduk besar dengan seruan keras dan lugas—“Copot dan Ganti Kasat Reskrim Polres Dairi Wilson Panjaitan!”
Spanduk tersebut dipasang di titik strategis pusat kota Sidikalang, menjadi sorotan masyarakat dan menyulut diskusi hangat di kalangan publik. Pesannya jelas: masyarakat sudah muak dengan lemahnya penegakan hukum, dan Kasat Reskrim Wilson Panjaitan dianggap sebagai simbol gagalnya kepolisian di Dairi dalam menyelesaikan berbagai kasus yang mencuat ke permukaan.
Isi spanduk juga tak kalah panas, menyoroti sederet kegagalan, antara lain:
Transparansi penanganan kasus nyaris nihil,
Laporan masyarakat mengendap tanpa kejelasan,
Kinerja yang diduga diskriminatif dan lamban,
Komunikasi publik yang buruk dan minim empati,
Dan yang paling disorot: tumpulnya hukum terhadap kasus-kasus besar, termasuk DPO kasus penghinaan masyarakat Pakpak yang menguap tanpa kejelasan.
Ketua Umum APM-SU, yang juga dikenal sebagai aktivis vokal dari komunitas Pakpak, mengecam keras pembiaran yang dianggap telah mencoreng rasa keadilan masyarakat. “Sudah terlalu banyak kasus mengambang, dan publik dibuat bingung antara harapan dan kenyataan. Hukum seperti dipermainkan. Di mana ketegasan? Di mana keberpihakan terhadap rakyat kecil?” tegasnya penuh kemarahan.
Ia menambahkan bahwa aparat penegak hukum seharusnya menjadi pilar kepercayaan, bukan sumber kekecewaan. “Kalau aparat hanya sibuk menjaga citra tapi lupa kerja nyata, maka wajar kalau rakyat turun ke jalan. Hukum tidak boleh jadi alat kekuasaan — tajam ke bawah, tumpul ke atas,” lanjutnya.
Respon Masyarakat: Dukung Evaluasi Total!
Aksi ini mendapat gelombang dukungan dari masyarakat Sidikalang. Banyak yang menyuarakan bahwa Polres Dairi butuh “bersih-bersih internal”, terutama di unit Reserse Kriminal. Ketidakjelasan penanganan kasus dinilai sebagai potret kegagalan sistemik yang tidak bisa lagi ditoleransi.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, Polres Dairi masih bungkam. Tidak ada klarifikasi, tidak ada jawaban. Sunyi.
Dan justru karena diam itulah, api protes dipastikan tidak akan padam dalam waktu dekat. (IB)